Selasa, 13 April 2010

Pendidikan Karakter


Mewujudkan Pendidikan Karakter Yang Berkualitas


Mewujudkan Pendidikan Karakter Yang Berkualitas

Dalam tataran teori, pendidikan karakter sangat menjanjikan bagi menjawab persoalan pendidikan di Indonesia. Namun dalam tataran praktik, seringkali terjadi bias dalam penerapannya. Tetapi sebagai sebuah upaya, pendidikan karakter haruslah sebuah program yang terukur pencapaiannya. Bicara mengenai pengukuran artinya harus ada alat ukurnya, kalo alat ukur pendidikan matematika jelas, kasih soal ujian jika nilainya diatas strandard kelulusan artinya dia bisa. Nah, bagaimana dengan pendidikan karakter?
Jika diberi soal mengenai pendidikan karakter maka soal tersebut tidak benar-benar mengukur keadaan sebenarnya. Misalnya, jika anda bertemu orang yang tersesat ditengah jalan dan tidak memiliki uang untuk melanjutkan perjalananya apa yang anda lakukan? Untuk hasil nilai ujian yang baik maka jawabannya adalah menolong orang tersebut, entah memberikan uang ataupun mengantarnya ke tujuannya. Pertanyaan saya, apabila hal ini benar-benar terjadi apakah akan terjadi seperti teorinya? Seperti jawaban ujian? Lalu apa alat ukur pendidikan karakter? Observasi atau pengamatan yang disertai dengan indikator perilaku yang dikehendaki. Misalnya, mengamati seorang siswa di kelas selama pelajaran tertentu, tentunya siswa tersebut tidak tahu saat dia sedang di observasi. Nah, kita dapat menentukan indikator jika dia memiliki perilaku yang baik saat guru menjelaskan, anggaplah mendengarkan dengan seksama, tidak ribut dan adanya catatan yang lengkap. Mudah bukan? Dan ini harus dibandingkan dengan beberapa situasi, bukan hanya didalam kelas saja. Ada banyak cara untuk mengukur hal ini, gunakan kreativitas anda serta kerendahan hati untuk belajar lebih maksimal agar pengukuran ini lebih sempurna.

Membentuk siswa yang berkarakter bukan suatu upaya mudah dan cepat. Hal tersebut memerlukan upaya terus menerus dan refleksi mendalam untuk membuat rentetan Moral Choice (keputusan moral) yang harus ditindaklanjuti dengan aksi nyata, sehingga menjadi hal yang praktis dan reflektif. Diperlukan sejumlah waktu untuk membuat semua itu menjadi custom (kebiasaan) dan membentuk watak atau tabiat seseorang. Menurut Helen Keller (manusia buta-tuli pertama yang lulus cum laude dari Radcliffe College di tahun 1904) “Character cannot be develop in ease and quite. Only through experience of trial and suffering can the soul be strengthened, vision cleared, ambition inspired, and success achieved”.
Selain itu pencanangan pendidikan karakter tentunya dimaksudkan untuk menjadi salah satu jawaban terhadap beragam persoalan bangsa yang saat ini banyak dilihat, didengar dan dirasakan, yang mana banyak persoalan muncul yang di indentifikasi bersumber dari gagalnya pendidikan dalam menyuntikkan nilai-nilai moral terhadap peserta didiknya. Hal ini tentunya sangat tepat, karena tujuan pendidikan bukan hanya melahirkan insan yang cerdas, namun juga menciptakan insan yang berkarakter kuat. Seperti yang dikatakan Dr. Martin Luther King, yakni “intelligence plus character that is the goal of true education” (kecerdasan yang berkarakter adalah tujuan akhir pendidikan yang sebenarnya).
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk merealisasikan pendidikan karakter di sekolah. Konsep karakter tidak cukup dijadikan sebagai suatu poin dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran di sekolah, namun harus lebih dari itu, dijalankan dan dipraktekan. Mulailah dengan belajar taat dengan peraturan sekolah, dan tegakkan itu secara disiplin. Sekolah harus menjadikan pendidikan karakter sebagai sebuah tatanan nilai yang berkembang dengan baik di sekolah yang diwujudkan dalam contoh dan seruan nyata yang dipertontonkan oleh tenaga pendidik dan kependidikan di sekolah dalam keseharian kegiatan di sekolah.

Di sisi lain, pendidikan karakter merupakan upaya yang harus melibatkan semua pemangku kepentingan dalam pendidikan, baik pihak keluarga, sekolah dan lingkungan sekolah dan juga masyarakat luas. Oleh karena itu, langkah awal yang perlu dilakukan adalah membangun kembali kemitraan dan jejaring pendidikan yang kelihatannya mulai terputus diantara ketiga stakeholders terdekat dalam lingkungan sekolah yaitu guru, keluarga dan masyarakat. Pembentukan dan pendidikan karakter tidak akan berhasil selama antara stakeholder lingkungan pendidikan tidak ada kesinambungan dan keharmonisan. Dengan demikian, rumah tangga dan keluarga sebagai lingkungan pembentukan dan pendidikan karakter pertama dan utama harus lebih diberdayakan yang kemudian didukung oleh lingkungan dan kondisi pembelajaran di sekolah yang memperkuat siklus pembentukan tersebut. Di samping itu tidak kalah pentingnya pendidikan di masyarakat. Lingkungan masyarakat juga sangat mempengaruhi terhadap karakter dan watak seseorang. Lingkungan masyarakat luas sangat mempengaruhi terhadap keberhasilan penanaman nilai-nilai etika, estetika untuk pembentukan karakter. Menurut Qurais Shihab (1996; 321), situasi kemasyarakatan dengan sistem nilai yang dianutnya, mempengaruhi sikap dan cara pandang masyarakat secara keseluruhan. Jika sistem nilai dan pandangan mereka terbatas pada kini dan disini, maka upaya dan ambisinya terbatas pada hal yang sama.
Ingin mewujudkan pendidikan karakter yang berkualitas? Maka kuncinya sudah dipaparkan diatas, ada alat ukur yang benar sehingga ada evaluasi dan tahu apa yang harus diperbaiki, adanya tiga komponen penting (guru, keluarga dan masyarakat) dalam upaya merelaisasikan pendidikan karakter berlangsung secara nyata bukan hanya wacana saja tanpa aksi. Ingat, Pendidikan karakter melalui sekolah, tidak semata-mata pembelajaran pengetahuan semata, tetapi lebih dari itu, yaitu penanaman moral, nilai-nilai etika, estetika, budi pekerti yang luhur. Dan yang terpenting adalah praktekan setelah informasi tersebut di berikan dan lakukan dengan disiplin oleh setiap elemen sekolah.


Menjamurnya jejaring sosial Facebook di Indonesia tidak hanya menimbulkan manfaat dan reaksi positif, tetapi juga hal-hal negatif. Salah satu yang paling saya tidak suka atau malah sangat membencinya adalah bila ada orang yang melakukan Hacking akun Facebook. Apalah yang bisa didapatkan dari meng-hack akun facebook orang lain, rasa senang? kebanggaan? Paling-paling tutorialnya juga nyari di Internet, tinggal contek, kalau begitu si semua orang bisa. Jika memang ingin belajar ngehack, coba aja dengan akun facebook sendiri, bagaimana caranya bisa masuk Facebook tanpa login, kan lebih baik, dari pada ngehack-ngehack akun facebook orang lain gak jelas.

Oke, sekarang ke pokok permasalahan. Karena hal-hal yang sudah saya utarakan diatas tadi, tentunya kita perlu berhati-hati dalam menggunakan facebook ini. Agar akun Facebook Anda aman-aman saja, Anda juga harus tahu cara apa saja yang dilakukan hacker untuk membobol akun facebook Anda. Jadi disini, akan saya paparkan secara umum mengenai cara-cara apa saja yang digunakan hacker untuk membobol akun Facebook Anda. Tujuannnya bukan untuk mengajari cara membobol facebook orang lain, tetapi bila Anda tahu caranya, tentu Anda juga akan tahu langkah apa yang harus dilakukan untuk menghindarinya bukan? Seperti kasus pembobolan ATM yang saat ini marak terjadi, dalam rangka memberi keterangan ke publik mengenai cara menghindarinya, banyak stasiun TV yang menginformasikan dan memperagakan cara membobol ATM ini.

Berikut adalah cara-cara hacking facebook yang sering digunakan:


1. Membekukan alamat email kita

Ii adalah cara yang sering dilakukan Hacker yang baru belajar atau sekedar ingin tahu. Dengan cara ini, korban tidak akan bisa login dengan alamat emailnya lagi. Cara ini membutuhkan sebuah software yang disebut Facebook Freezer. Namun cara ini masih mempunyai kelemahan, yaitu korban bisa mereset password facebooknya kembali (melalui halaman forgot password), dan akunnya akan bisa diakses kembali.


2. Membuat halaman login palsu

Ini disebut juga Fake Login. Si Hacker akan membuat halaman Login palsu yang mirip dengan halaman login Facebook. Saat korban memasukkan Username dan Passwordnya, otomatis akan tersimpan melalui halaman palsu tersebut dan Hacker pun mendapatkan data Login Anda yang bisa leluasa dia gunakan. Namun cara ini bisa dikenali asalkan Anda cermat. Halaman Login palsu memang sangat mirip tampilannya dengan halaman Login facebook, namun memiliki URL yang sangat berbeda. Jika biasanya Anda Login facebook pada halaman yang memiliki URL http://facebook.com/, maka halaman login palsu memiliki URL berbeda, misalnya http:/faceebook.com/, hampir mirip bukan? Karena itu saat ingin Login Facebook, lihat dulu apakah URLnya sudah benar (http://www.facebook.com/), jika sudah aman, baru Login.

3. Menggunakan software keyboard/keylogger

Nah, dengan software ini, hacker bisa memantau kegiatan keyboard computer. Setipa tombol yang ditekan oleh calon korban akan disimpan dengan baik oleh Keylogger ini. Hati-hatilah saat Login di warnet atau tempat-tempat yang bersifat umum. Dan ada baiknya Anda mengecek dulu apakah ada software keylogger yang terinstall di computer tersebut melalui control panel atau melalui bantuan fitur "Search" (jika menggunakan Windows)

4. Menggunakan software pencuri password

Software ini cukup berbahaya dan mengancam bagi para pengguna Facebook. Dengan software ini, Hacker dengan sangat mudah bisa mendapatkan password email dari sang korban. Untuk mencegahnya, sebaiknya anda sembunyikan alamat email anda dari informasi facebook anda. Baca artikel Pengaturan Privasi Facebook untuk mengetahui caranya.

Berhati-hatilah walau pun kita cuma menggunakan Facebook untuk senang-senang, karena hal tak terduga bisa saja terjadi. Jangan sampai kegiatan berfacebook ria yang seharusnya menyenangkan menjadi sebuah malapetaka yang merepotkan Anda sendiri.

Terima kasih…
Comment please…